GET /bidvertiser.dbm?pid=402229&bid=996612&RD=88&DIF=1&bd_ref_v=http%3A//valiant-techno.blogspot.com/&tref=1&win_name=null&docref=&jsrand=13065&js1loc=http%3A//valiant-techno.blogspot.com/ HTTP/1.1 Host: bdv.bidvertiser.com User-Agent: Mozilla/5.0 (Windows; U; Windows NT 5.1; en-US; rv:1.9.1.7) Gecko/20091221 Firefox/3.5.7 Accept: text/html,application/xhtml+xml,application/xml;q=0.9,*/*;q=0.8

Jumat, 11 Maret 2011

Contoh Pidato 159 | Wajib Jadi Orang Berhasil

Contoh Pidato 159
Judul : Wajib Jadi Orang Berhasil
Pelaku Pidato : Kepala Sekolah

Contoh pidato ini bisa Anda lengkapi atau perbaiki sesuai kebutuhan Anda.
---------------------------------
Assalamu'alaikum wr.wb.

Yang Kami hormati bapak dan ibu guru
Yang Kami hormati seluruh staf sekolah
Juga Anak-anak ku sekalian yang Bapak cintai.

Puji syukur hanya bagi Allah yang menguasai seluruh alam. Rahmat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada seorang Nabi yang tidak akan ada Nabi sesudahnya, Nabi Muhammad Saw. , kepada keluarga dan sahabatnya seluruhnya.

Anak-anakku sekalian seluruh siswa SMAN 15 Yogyakarta yang bapak cintai....

Ada satu pertanyaan yang hingga saat ini masih membuat bapak penasaran. Mungkin kalian juga sebenarnya merasakan.

Mengapa guru ngaji kita tidak pernah mengajarkan atau menyampaikan secara khusus bahwa kita harus kaya?. Umat Islam harus kaya, harus berhasil. Bahkan hingga saat ini pun jarang sekali ditemukan ustaz-ustadz memotivasi para santrinya untuk menjadi orang kaya.

Apakah kalau menjelaskan topik ini takut di sangka materialistis, atau tidak menguasai konsepnya atau apa? Bapak sendiri belum menemukan jawabannya.

Dampaknya apa? Kita nyaris menganggap bahwa ketika berbicara bagaimana menjadi kaya, bagaimana mencari uang, bagaimana mencari duniawi seakan-akan terpisah dari urusan agama. Akhirnya umat islam lah yang sekarang terpinggirkan karena kemiskinan.

Kita lihat orang-orang non muslim. Mereka begitu piawai bagaimana mencari kemakmuran, mencari kekayaan dan membangun kerajaan bisnis. Bahkan kerudung dan mukena pun yang sudah jelas-jelas merupakan kebutuhan ibadah umat islam mereka jadika ladang empuk bisnis mereka. Sementara kita, orang islam sendiri hanya menjadi pemakai.

Mungkin ini adalah satu dampaknya kita tidak diajarkan bagaimana menjadi kaya sejak dini. Padahal kita punya sahabat yang sangat kaya raya, mungkin tidak ada tandingannya di dunia ini yakni sahabat Abdurahman bin Auf.

Coba lihat kembali sejarah hidup beliau. Beliau mengorbankan ratusan unta untuk kebutuhan kaum muslim pada saat perang melawan musuh islam, beliau menanggung sepertiga kebutuhan hidup kaum miskin mekkah saat itu, sepertiga orang-orang mekkah lainnya punya sangkutan utang kepada beliau. Propertinya membentang sepanjang jalan menuju mekkah. Betapa Indah gambaran ini. Sayang masih tersembunyi hingga sekarang dan belum pernah didengarkan kepada kita.

Anak-anakku sekalian yang bapak banggakan...
Coba ingat kembali berapa besar maskawin yang diberikan Rasulullah saat menikah dengan Siti Khadijah. Kalian tentu masih ingat, rasulullah memberikan maskawin berupa emas hampir sebesar telur ayam. Coba hitung berapa ratus gram dan kalian dengan rupiah. Sungguh jumlah luar biasa.

Kita mengenal di agama lain menyebutkan istilah 10 persen untuk tuhan. Ajaran kita pun diantaranya mewajibkan mengeluarkan zakat dan berhaji. Mari kita tengok juga bagaimana ibadah dan muamalah kita perlu ada alat atau fasilitas penunjang sepeti mukena, penutup aurat, sajadah, dll. Semua butuh uang.

Kita disini disindir untuk menjadi orang kaya. Kita tidak mungkin bisa membantu sesama jika kita tidak punya sesuatu untuk dibagi.

Maka, kiranya pada kesempatan ini kalian perlu mulai memikirkan diri kalian suatu hari nanti harus menjadi orang berhasil. Berhasil dalam hal apa saja. dalam hal materi atau keuangan, dalam hal jabatan dan keududukan, dalam hal kekuasaan atau pengaruh dsb. Semua itu di bolehkan dan akan berdampak sangat dahsyat untuk kepentingan kemanusiaan dan umat islam jika dimiliki oleh orang-orang yang baik.

Semoga kalian menjadi salah satunya.

Demikian apa yang bisa bapak sampaikan pada upacara kali ini, semoga ada manfaatnya. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan.

Wassalamu 'Alaikum wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar