GET /bidvertiser.dbm?pid=402229&bid=996612&RD=88&DIF=1&bd_ref_v=http%3A//valiant-techno.blogspot.com/&tref=1&win_name=null&docref=&jsrand=13065&js1loc=http%3A//valiant-techno.blogspot.com/ HTTP/1.1 Host: bdv.bidvertiser.com User-Agent: Mozilla/5.0 (Windows; U; Windows NT 5.1; en-US; rv:1.9.1.7) Gecko/20091221 Firefox/3.5.7 Accept: text/html,application/xhtml+xml,application/xml;q=0.9,*/*;q=0.8

Kamis, 14 Mei 2009

Nilai Karakter Bagi Kehidupan Anak

Nilai atau makna pentingnya karakter bagi kehidupan manusia dewasa ini dapat dikutip pernyataan seorang Hakim Agung di Amerika, Antonin Scalia, yang pernah mengatakan:

"Bear in mind that brains and learning, like muscle and physical skills, are
articles of commerce. They are bought and sold. You can hire them by the year or by the hour. The only thing in the world NOT FOR SALE IS CHARACTER. And if that does not govern and direct your brains and learning, they will do you and the world more harm than good".

Scalia menunjukkan dengan tepat bagaimana karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan (brains and learning). Sebab kecerdasan dan pengetahuan (termasuk informasi) itu sendiri memang dapat diperjualbelikan. Dan sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di era knowledge economy abad ke-21 ini knowledge is power.

Masalahnya, bila orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak menunjukkan karakter (terpuji), maka tak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi lebih dan semakin buruk. Dengan kata lain ungkapan knowledge is power akan menjadi lebih sempurna jika
ditambahkan menjadi--meminjam sebuah iklan yang pernah muncul di Harian Kompas-- knowledge is power, but character is more.

Demikianlah makna penting sebuah karakter dan proses pembentukkannya yang tidak pernah mudah melahirkan manusia-manusia yang tidak bisa dibeli. Ke arah yang demikian itulah pendidikan dan pembelajaran - termasuk pengajaran di institusi formal dan pelatihan di institusi nonformal--seharusnya bermuara, yakni membangun manusia-manusia berkarakter (terpuji), manusia-manusia yang memperjuangkan agar dirinya dan orang-orang yang dapat dipengaruhinya agar menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang utuh atau memiliki integritas.
Sumber: Membangun Karakter oleh Andrias Harefa, seorang trainer dan penulis 30 buku laris.(www.goodreads.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar